Archive for Mei, 2009

Pahami Pemicu Stroke

Beberapa tahun lalu, stroke digolongkan sebagai penyakit orang berusia lanjut. Namun, fakta telah berubah. Kini, tak sedikit orang berusia di bawah 50 tahun yang terserang stroke. Kini, tak sedikit orang berusia di bawah 50 tahun yang terserang stroke.

Menurut David Palestrant, MD, Direktur Neuro-Critical Care and the Stroke Program di Cedars-Sinai, masyarakat sebenarnya memiliki pemahaman yang tinggi mengenai stroke.

“Namun, mereka kerap mengabaikan faktor risikonya. Golongan usia produktif justru banyak yang menjalani pola makan tinggi lemak dan jarang berolahraga. Padahal, kedua gaya hidup itu merupakan pendorong terjadinya stroke,” katanya.

Stroke memang tak langsung menyebabkan kematian, tetapi pasti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Palestrant menyebutkan kelompok wanita yang berisiko terhadap stroke, terutama yang:

– Berusia di atas 30 tahun, dan tengah mengonsumsi kontrasepsi oral jenis estrogen dosis tinggi. Risiko mereka meningkat 22 kali lebih tinggi, apabila ditambah dengan kebiasaan merokok.
– Sedang hamil.
– Sering minum minuman beralkohol.
– Pernah mengalami luka yang menyebabkan timbulnya gumpalan darah.
– Pernah mengalami serangan stroke.
Sesungguhnya, banyak wanita pernah mengalami gejala stroke seperti hipertensi, kadar kolesterol di atas normal, serta jantung berdetak tak beraturan. Namun, mereka tak menyadari bahwa semua itu termasuk serangan stroke. Maka, jumlah wanita yang meninggal karena stroke pun lebih banyak daripada pria.

sumber : kompas.com

Leave a comment »

Konggres Persagi XIV Surabaya

Beberapa waktu yang lalu admin mendapatkan booklet tentang rencana Konggres XIV Persagi dan Temu Ilmiah yang akan diselenggarakan di Surabaya Jawa Timur 12-14 November 2009. Tema yang diusung adalah “Konsolidasi Persagi Menuju Peningkatan Profesionalisme Berbasis IPTEK Gizi Terkini” Bagi pengunjung blog Persagi NTB yang mau mendapatkan booklet dimaksud silakan dowload di sini atau sekedar dilihat saja silakan tengok di bawah ini.

Lihat dokumen ini di Scribd

Comments (1) »

Mengetahui status gizi balita anda

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.

Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

anak_gizi_baikMenurut ahli gizi dari IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar acuan status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Sementara klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus), dan gemuk.

Untuk acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebut stunted (pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS (National Center for Health Statistics). Baca entri selengkapnya »

Comments (4) »

NTB, Satu dari Lima Gudang Beras Nasional

Di Indonesia terdapat lima provinsi sebagai lumbung beras nasional, termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB), karena produksi beras NTB cukup melimpah.

Kepala Bulog Divisi Regional NTB Angky Rito kepada wartawan di Mataram, Sabtu (9/5), mengatakan, kelima daerah lumbung beras nasional itu yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan NTB.

Sebelum tahun 80-an, NTB dikenal sebagai daerah rawan pangan sehingga sering mendapat bantuan pangan dari daerah lain. Namun, setelah mengubah sistem bercocok taman dengan sistem gogo rancah (Gora), mulai 1985 NTB mampu berswasembada pangan sampai sekarang.

Sistem bercocok tanam dengan Gora adalah menggali atau menugal sawah dengan pacul atau linggis sebelum hujan turun di daerah tadah hujan yang sebagian besar terdapat di Kabupaten Lombok Tengah. Baca entri selengkapnya »

Comments (1) »